twitter



Kringggggg…….kriiiiinngggggggggggggg….kriiinggggggg…kriinggggggg……… bel sekolah berdering 4X itu artinya ada panggilan untuk ketua kelas, kalo ada panggilan ketua kelas pasti ada pengumuman untuk seluruh siswa, dengan memanggil ketua kelas akan memudahkan pihak sekolah dalam memberi pengumuman kepada siswa, hal ini semacam tutur tinular pihak sekolah memberi pengumuman kepada ketua kelas dan ketua kelas memberi pengumuman kepada anggota kelas lainnya,
cara yang sangat efektif dan tidak menghabiskan tenaga jika dibandingkan harus mengumpulkan seluruh siswa di lapangan, bisa dibayangkan mengumpulkan siswa ke lapangan aja memmakan waktu yang tidak sedikit belum lagi saat diberi pengumuman anak-anak akan ngerumpi sendiri-sendiri.
Ada pengumuman apa Gus” Tanya anak-anak kelas ku pada agus sang ketua kelas, “2 minggu lagi akan akan ada PENSI dalam rangka memperingati hari ulang tahun sekolah yang ke-35 untuk itu setiap kelas disuruh mempersiapkan penampilan mewakili kelas dalam PENSI tersebut, kita bebas menampilkan apa. Menurut kalian apa yang akan kelas kita tampilkan dalam PENSI tersebut” jawaban ketua kelas yang disambut gemuruh suara anak-anak ada yg teriak “drama aja”, “band”, “dangdutan”, “sulap”, “pantomim” dan aku tak kalah keras teriak “PUISIIIIIIIII”……. “iya puisi……..” teriak anak-anak hamper bersamaan, okelah kalau pusi sekarang siapa yang harus tampil mewakili kelas kita, “yang usul puisi tadi yang tampil” kata indah, “mati aku…$#&&%*%$@#$%” umpat ku dalam hati.
baiklah kalo emang disepakati baca puisi, apa kalian juga setuju kalo pena yang mewakili kelas kita” tanpa ada komando otomatis anak2 bersuka ria jawab “SETUJUUUUUUUUUUUUUUUUUUU….. setelah ada penunjukan itu aku jadi kayak orang linglung, mana mungkin aku baca puisi dalam panggung lha sekalipun aku blum pernah baca puisi…. :-(
DI KAMAR KOS
Kamar kos ku mala mini terasa sangat sumpek banget gara-gara otak ini kepikiran terus dengan PENSI 2 minggu lagi dan aku harus tampil membaca puisi, gara-gara itu juga sejak tadi siang nafsu makan ku juga sekan-akan ikut lenyap. Ku rebahkan diri ini sambil memandangi genting sampe tak terasa aku sudah mulai terlelap dalam buaian siluman mimpi (jadi teringat sun go kong ada simulan mimpi hehehehee).
Aku berada di tengah-tengah padang rumput yang sangat luas, ini tempat yang paling bagus untuk ku belajar membaca puisi, aku mulai teriak belajar olah vocal seperti yang diajarkan Pak Ali saat ikut pelatihan teater singkat. AAAAAAAAAAAAAAAAA………….IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII…….UUUUUUUUUUUUUUUUU……………..EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE……………….OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO……………
Haiii….. apa yang kamu lakukan dengan teriak-teriak tak jelas kayak gitu”, ternyata ada orang di padang rumput ini, maaf jika aku mengganggu, aku sedang belajar olah vocal untuk membaca puisi. “owh baru belajar baca puisi to” , “iya” jawab ku lalu ku bertanya “lha anada siapa
                aku zawawi imron  hhaaaaaaaaaaaa….. aku terkejut, “anda zawawi imron yang bias menggetarkan hati saat baca puisi itu?” lalu ku dating pada beliau tuk semalam dan mencium tangannya, “ajari saya baca puisi pinta ku….. lalu beliau berkata, “dalam baca puisi harus memperhatikan beberapa hal”
Yang pertama
IRAMA
Irama atau ritme berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Dalam puisi, irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggirendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi. Perhatikan puisi DOA karya Chairil Anwar! Dalam puisi tersebut terdapat pengulangan kata Tuhanku.
selanjutnya
RIMA
Rima (persamaan bunyi) adalah pengulangan bunyi berselang, baik dalam larik maupun pada akhir puisi yang berdekatan. Bunyi yang berima itu dapat ditampilkan oleh tekanan, nada tinggi, atau perpanjangan suara. Perhatikan kutipan puisi DOA berikut ini!
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

selain itu juga harus diperhatikan :
Interpretasi (penafsiran)
Untuk memahami sebuah puisi kita harus dapat menangkap simbol-simbol atau lambang-lambang yang dipergunakan oleh penyair. Bila kita salah dalam menafsirkan makna simbol/lambang, kita dapat salah dalam memahami isinya.

Teknik vokal
Untuk pengucapan yang komunikatif diperlukan penguasaan intonasi, diksi, jeda, enjambemen, dan lafal yang tepat.

Performance (penampilan)
Dalam hal ini pembaca puisi dituntut untuk dapat memahami pentas dan publik.
Pembaca puisi juga dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Berani menatap penonton dan mengatur ekspresi yang tidak berlebihan. Selain itu, pembaca puisi harus memperhatikan pula irama serta mimik. Mimik merupakan petunjuk apakah seseorang sudah benar-benar dapat menjiwai atau meresapkan isi puisi itu. Harmonisasi antara mimik dengan isi (maksud) puisi merupakan puncak keberhasilan dalam membaca puisi.
Ingatlah tidak setiap puisi dapat dibaca (dilisankan) tanpa menempatkan tanda tafsir pengucapannya terlebih dahulu. Adakalanya Anda menemui deretan baris atau bait yang satu dengan yang lain mempunyai jalinan pengucapan atau ada pula yang secara tertulis terpisah, sehingga perlu jeda. Bila Anda kurang tepat dalam memberi jeda, akan dapat mengaburkan maknanya.
Seorang penyair mempunyai beberapa kiat agar puisinya dapat dicerna atau dinikmati pembaca. Penyair kerap menampilkan gambar angan atau citraan dalam puisinya. Melalui citraan penikmat sajak memperoleh gambaran yang jelas, suasana khusus atau gambaran yang menghidupkan alam pikiran dan perasaan penyairnya.
Perhatikan kutipan sajak Amir Hamzah berikut ini:

Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara di balik tirai

Dalam puisi di atas citraan penglihatan yang terasa ada dalam angan-angan pembaca. Pembaca seolah melihat sosok wanita rupawan yang mengintai dari balik tirai.
Di samping citraan/imajinasi visual (yang menimbulkan pembaca seolah-olah dapat melihat sesuatu setelah membaca kata-kata tertentu), terdapat pula imajinasi lain, seperti imajinasi auditory (pendengaran), imajinasi articulatory (seolah mendengar kata-kata tertentu), imajinasi alfaktory (seolah membau/mencium sesuatu), imajinasi organik (seolah Anda seperti merasa lesu, capek, ngantuk, lapar, dan sebagainya).
Setelah Anda dapat menafsirkan lambang-lambang dalam puisi, untuk mewujudkan keutuhan makna, Anda dapat lakukan langkah parafrasa puisi, memberi tanda jeda, serta tekanan atau intonasinya.
Yang perlu diingat bahwa dalam mencoba memahami sebuah puisi perlu memperhatikan judul, arti kata, imajinasi, simbol, pigura bahasa, bunyi/rima, ritme/irama, serta tema puisi

Asholatukhoirumminannauuuuuuuuumm………. Adzan subuh membangunkan ku, Alhamdulillah bisik ku dalam hati karena telah diajarai Zawawi Imron untuk baca puisi walau hanya dalam mimpi. Insya Allah hal yang dikatakan akan aku jalani supaya penampilan ku dalam PENSI ultah SMA aku bias tampil maksimal (PENA EMAS)

(*dari berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar